Sabtu, 09 Oktober 2010

coba lo tau ka. bag. V.

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 08.47 0 komentar
setelah acara itu, emm sepertinya aku udah mulai jarang ngeliat dia di sekolah. yyy, dia emang udah jarang lagi ke sekolah. dan aku mulai biasa buat ga mikirin dia. aku cuma tau dia pindah n rumahnya lumayanlah deket.hehe

kelas XI aku lewatin dengan berusaha nyoba lupain dia dengan berbagai aktifitas. yaya, aku udah ga terlalu mikirin dia. waktu dia ultah, aku udah bangun dari jam 00.00 tapi aku ga berani sms en baru sms jam 3'an. hem. hehe. aku ga mau dia mikir yang macemmacem k aku.

coba lo tau ka. bag. IV.

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 08.30 0 komentar
ya setahun lebih mengaguminya diamdiam. sampai waktu bareng2 ekskul k cisarua dia ikut. untuk pertama kalinya becanda m dia. bisa bayanganin ga gimana BAHAGIAnya saya? HUWAAA, y ALLAH kakak. aku BAHAGIA walaupun hanya hal yang biasa untukmu.

kenangan acara ini ga akan aku lupain, baik waktu aku kelas X ataupun kelas XI. karna apa? karna aku bisa liat kakak seharian FULL dalam acara itu. kakak, aku mau tiap hari kaya hari itu.

mungkin aku terlihat ada diekskul ini karna dia, tapi sebenarnya tidak.

coba lo tau ka. bag. III.

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 08.23 0 komentar
CONGRATULATION y yang udah lulus.
hem, ya dia lulus tahun 2009 n diterima di PTN di jakarta. dan masamasa untuk melihatnya tlah berakhir.
sampai suatu hari aku dapet facebook dia en beraniin diri buat ngeadd en ngewall dia duluan.
y darisitulah aku mulai berani ngobrol y seenggaknya nanyananya tentang sekolah k dia. lumayan lah WTWan aku m dia. sampe aku dapet numbnya dia, tapi tetep ga pernah yang namanya ngobrol.

coba lo tau ka. bag. II.

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 08.20 0 komentar
aku bukan orang yang bisa memperjuangkan sesuatu, apalagi tentang ini. walaupun satu sekolah dan satu ekskul cuma bisa liat dia dari jauh.

liat dia waktu di masjid, liat dia waktu moving, liat dia duduk paling belakang, liat dia waktu makan nasi goreng atau nasi uduk, liad dia doa abis sholat, liad dia di ruang 310. yaaa, cuma itu yang bisa aku lakuin sampe dia lulus. ga ada obrolan, ga ada katakata, ga ada perkenalan. tapi aku bahagia. karna seenggaknya aku bisa nahan rasa ini.
1 tahun pertama :D.

coba lo tau ka bag. I.

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 08.02 0 komentar
23 Juli 2008 di lapangan SMA N 50 Jakarta saat demo ekskul. pertama kali aku liat dia, pertama kali aku tersenyum karna dia, pertama kali aku mengagumi dia, pertama kali aku bertanya WHO IS HE? sepanjang demo ekskul aku ga bisa brenti buat ga bisa merhatiin dia. cara dia ngomong, cara dia jalan, cara dia ngeyakinin murid baru. SUBHANALLAH. dia benarbenar indah.

coba lo tau ka :').

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 08.00 0 komentar
23 Juli 2008 di lapangan SMA N 50 Jakarta saat demo ekskul. pertama kali aku liat dia, pertama kali aku tersenyum karna dia, pertama kali aku mengagumi dia, pertama kali aku bertanya WHO IS HE? sepanjang demo ekskul aku ga bisa brenti buat ga bisa merhatiin dia. cara dia ngomong, cara dia jalan, cara dia ngeyakinin murid baru. SUBHANALLAH. dia benarbenar indah.

Kamis, 07 Januari 2010

drama ga jelas ..yang penting dpet..

Diposting oleh Pangesti Arochmah Nuryadi di 05.29 0 komentar
BAWANG MERAH BAWANG PUTIH

Alkisah di sebuah desa hiduplah satu keluarga yang terdiri dari: Ibu, Bapak dan seorang anak perempuan yang bernama “Bawang Putih”, mereka hidup bahagia.
Pada suatu hari musibah menimpa keluarga mereka, Ibu si Bawang Putih sakit parah. Ketika itu bapaknya sedang berdagang, Ibu si Bawang Putih tidak bisa diobati akhirnya meninggal dunia.
Si Bawang Putih sangat sedih sekali karena ditinggalkan Ibunya, sedangkan Bapak yang disayangi menikah lagi dengan wanita lain yang telah mempunyai anak perempuan yang bernama “Bawang Merah”. Bawang Putih semakin hari semakin sedih dan menderita karena disiksa oleh Ibu dan saudara tirinya.
Pada suatu hari lewatlah seorang pangeran yang tampan dia melihat Bawang Putih sedang mencuci baju di sungai, dia melihat kecantikannya dan kemudian jatuh hati padanya. Pangeran mengejar si Bawang Putih kerumahnya tetapi dihalangi oleh saudara tirinya, tapi karena kebaikan si Bawang Putih akhirnya dilamarlah oleh pangeran itu dan akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.

NASKAH DRAMA

Alkisah disebuah desa hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih, yang dalam hidupnya Bawang Putih penuh dengan siksaan dan hinaan serta omelan, hingga suatu ketika si Bawang Merah memanggil Bawang Putih dengan penuh amarah.

Bawang Merah: Putih… Putih…!! kesini kamu. Kamu… harus membersihkan ruang tamu ini sampai bersih, jangan sampai ada debu-debu yang masih menempel. (sambil berkacak pinggang). Ingat ya! (menjitak kepala Bawang Putih) kalau sampai aku datang ruangan ini tidak bersih tahu sendiri nanti akibatnya! (mencebir dan membuang muka).

Bawang Putih : Baik, Bawang Merah! (merunduk dan pergi mangambil sapu).

Ibu & B. Putih : Lho, kok sepi. Bawang Putih kemana ya, kok ngak kelihatan! (sambil melihat kanan kiri) Putih… Putih… Putih…! kemana ya anak itu dipanggil-panggil gak nyaut!

Bapak & B. Putih: Ada apa sih bu…! (dengan perasaan tanda tanya).

Ibu & B. Merah : Eh…! Bapak, lho kapan Bapak yang datang kok Ibu nggak dengar Bapak ngetok-ngetok pintu. (sambil memegang tangannya).

Bapak dan B. Putih : E… tadi bu, memang Bapak sengaja nggak ngetok-ngetok pintu, soalnya bapak dengar Ibu berteriak-teriak memanggil-manggil Bawang Putih, Emangnya si Bawang Putih kemana bu? Dan kenapa dia? (dengan penuh keheranan).

Ibu & B. Merah : Oh tidak ada apa-apa pak (sambil mengelus-ngelus tangan suami) Ibu takut Bawang Putih kenapa-napa, e tak tahunya lagi istirahat dikamarnya, pak. (sambil merebah kepundaknya).

Bapak & B. Putih : Terima kasih ya bu, Bapak bangga sekali punya istri sebaik Ibu, dan saya sayang sekali sama Ibu juga anak kita berdua (mengelus rambut istri) kalau begitu Bapak berangkat berdagang lagi ya bu, paling disana saya 1 minggu. Ibu jaga diri baik-baik ya dan juga anak kita baik-baik, oh ya ini ada sedikit uang buat belanja (sambil menyodorkan uang). Baiklah bu Bapak berangkat dulu ya. (mengulurkan tangannya).

Ibu B. Merah : Iya pak (sambil mencium tangan Bapak) hati-hati dijalan, da…! Hem… dasar suami bodoh, kamu kira saya betul-betul mencintai kamu apa! Tidak ya, saya hanya mencintai uang dan rumah kamu ini… ha… ha… ha… (sambil menepuk-nepuk uang). Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).

Bawang Putih : Ya… ya… bu, ada apa bu?

Ibu B. Putih : Kemana aja sih kamu ha… kaman aja? (sambil menarik dan mendorong Putih) dipanggil-panggil dari tai nggak ada jawaban, kamu tuli ya… (sambil membuang muka).

Bawang Putih : Baik bu…! (dengan nada ketakutan).

Ibu B. Merah : Ya bagus, (sambil mengangguk-ngangguk kepala) sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum Ibu datang cucian ini dan lantai ini sudah harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak).
Maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju itu, sambil menangis Bawang Putih Berkata!

Bawang Putih : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku, berikanlah kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Ya Allah bukakanlah pintu hati Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku. (sambil menangis)

Pengawal I : Maaf tuan, e… lihat disana tuan, sepertinya ada seorang wanita. (sambil menunjuk).

Pengawal II : Ya benar tuan, sepertinya lagi mencuci pakaian tuan! (dengan penuh semangat).

Pangeran : Iya, betul-betul, tapi… sama siapa ya dia? Apa dia sendirian pengawal? (dengan penuh keheranan dan melihat kearah wanita itu, sambil berfikir) pengawal coba kalian lihat kesana…! (sambil menunjuk).

Pengawal I & II : Baik tuan…! (sambil mengangguk).

Pengawal I : Tuan, ternyata perempuan itu sendirian…!

Pengawal II : Perempuan itu cantik tuan dan kelihatannya orang baik-baik!

Pangeran : (Sambil mengangguk-ngangguk) Mari pengawal kita kesana…! (sambil menunjuk).

Pengawal I & II : Baik tuan…!

Pangeran : E… e… nona! (dengan gugup dan malu). Kalau boleh saya tahu nama nona siapa? Dan nona berasal dari mana? Dan kenapa pula sendirian di sungai yang sangat sepi ini…?

Bawang Putih : Maaf… tuan…! (sambil menjinjing rok dan mau berlari pergi).

Pangeran : Jangan… jangan… nona, jangan lari, saya bermaksud baik, saya lihat nona sendirian, jadi saya memberanikan diri menghampiri nona! (dengan senyuman).

Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih tuan, saya berasal dari desa seberang, e… tapi maaf tuan, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya tuan…!

Pangeran : Tunggu… tunggu…! tunggu nona…! (sambil berteriak) mari pengawal kita ikuti Bawang putih itu, dimana sebenarnya rumahnya!

Kemudian berangkatlah Pangeran dan 2 pengawalnya untuk menuju rumah Bawang Putih, Pangeran merasa dialah wanita yang selalu diidam-idamkan, kemudian si Pangeran bergegas pergi ke rumah si Bawang Putih.

Ibu Bawang Merah : Anakku coba lihat disana, siapa itu yang datang? (dengan penuh keheranan).

Bawang Merah : Iya bu, sepertinya yang datang Pangeran. Aduh betapa gagahnya dan gangteng Pangeran itu. (dengan senyuman).

Ibu Bawang Merah : Tenang sayang, Ibu tahu kedatangan Pangeran itu ingin mencari permaisuri. (sambil memegang pundaknya).

Bawang Merah : Benarkah itu bu? Tolong saya bu, saya mau menjadi permaisuri Pangeran itu bu. (berloncat kegirangan).

Pangeran : Permisi…, permisi…!

Ibu Bawang Merah : Tuan…! (dengan terkejut)
E… ada apa gerangan tuan datang kegubuk kami ini, apa tuan mau mempersunting anak kami, yang cantik dan manis ini tuan? (sambil memegang dagu Bawang Merah).

Pangeran : Tidak…! (dengan lantang)
Saya kesini hanya untuk melamar anak ibu si Bawang Putih untuk menjadi permaisuriku. (dengan penuh senyuman).

Bawang Merah : Kenapa sih Pangeran lebih suka Bawang Putih dari pada saya, padahal Pangeran Bawang Putih orangnya licik sekali dan suka mempermainkan lelaki, tidak seperti saya yang baik, patuh dan setia. (sambil senyum gembira).
Lagian Pangeran Bawang Putih itu orangnya jelek tidak seperti saya cantik, manis, dan menarik, ia kan Pangeran?

Pangeran : E… iya-ya betul, kamu juga cantik, manis dan menarik nona, tapi sayang hati saya sudah terpikat sama si Bawang Putih, saya mohon tolong panggilkan Bawang Putih segera…!

Bawang Merah : Huuuh…! Bawang Putih, Bawang Putih lagi, emangnya nggak ada orang lain selain Bawang Putih, huuuh… sebel…!! (sambil menghentakkan kaki). Putih…! Putih…!!

Bawang Putih : Iya, mbak…!!!

Bawang Merah : Kesini kamu lihat ini ada Pangeran mau mempersunting kamu menjadi istrinya. (dengan mimik yang sinis penuh kebencian).

Pangeran : Bawang Putih, maukah kamu menjadi permaisuriku? (memberikan senyuman).

Bawang Putih : (Merunduk penuh senyuman dan malu-malu, berarti dia mau).

Ibu Bawang Merah : Maaf tuan, itu berarti tandanya Bawang Putih setuju menjadi permaisuri tuan!

Pangeran : Mari kesini Bawang Putih, ikutlah kamu keistanamu kamu akan aku persunting menjadi permaisuriku! (mengulurkan tangan dan menggandeng Bawang Putih pergi).

Bawang Putih : Ibu…! (menghampiri Ibu dan memeluknya).

Bawang Merah…! (menghampiri Bawang Merah dan memeluknya).

Pangeran : Baiklah bu, saya akan membawa Bawang Putih ke istanaku dan akan aku jadikan permaisuriku. (dengan senang hati).Kalau begitu kami berangkat dulu bu, permisi…! (berjalan keluar rumah).

Ibu Bawang Merah : Ya tuan…!

Maka berangkatlah Pangeran dan Bawang Putih beserta pengawalnya untuk menuju istana kerajaan dan dijadikanlah Bawang Putih sebagai permaisuri, samapai akhirnya Pangeran dan Bawang Putih bahagia selamanya
“Kejahatan tidak bisa mengalahkan kebaikan, dan manusia memang mahluk paling sempurna di muka bumi, namun karna kesempurnaan itu kadang mereka lalai pada apa yang membuat mereka menjadi sempurna”.

SELESAI


Once in a village there lived a family consisting of: mother, father and a daughter named "Garlic", they lived happily.
On a day of tragedy befall their families, Mother's Garlic ill. When it was his father's trade, Mother's Garlic can not be treated eventually died.
The Garlic is very sad because her mother left, while a beloved father married another woman who had had a daughter named "Red Onion". Garlic is increasingly unhappy and suffering because of being tortured by a mother and stepbrother.
Lewatlah one day a handsome prince he saw Garlic was washing clothes in the river, he saw her beauty and then fell in love with him. Prince pursues the Garlic kerumahnya but hindered by his stepbrother, but because of the good Garlic dilamarlah by the prince at last, and eventually they marry and live happily ever after.

Once there lived a family village of Red Onion and Garlic, which in her life filled with Garlic torture and abuse and scolding, until one day he called Bawang Merah Bawang Putih with anger.

Bawang Merah: White ... White ...!! here you are. You ... have to clean this room clean, do not there is debris still attached. (with hands on hips). Remember ya! (menjitak Garlic head) if I came clean this room do not know the consequences later! (mencebir and turned away).

Garlic: Okay, Red Onion! (ducking and go mangambil broom).

Mother & B. White: Why, really quiet. Garlic where yes, how ngak look! (looking left-right) White ... White ... White ...! where ya boy called nyaut not called!

Mr. & B. White: What's not ...! (with a sense of a question mark).

Mother & B. Red: Eh ...! Dad, you know when you are coming kok you can not hear you. (while holding hands).

Dad and B. White: E ... had not, did you deliberately not ngetok-ngetok door, because father heard my mother screaming calling Garlic, Garlic Emangnya where the bu? And why should he? (in amazement).

Mother & B. Red: Oh no there is nothing pak (ngelus stroking hand-husband) she was afraid Garlic reason why, e no longer break dikamarnya him, sir. (as he leaned kepundaknya).

Mr. & B. White: Thank ya bu, Dad was very proud to have a wife as well as mother, and unfortunately my mother was also a child as we both (wife stroked her hair), then you go again ya bu trade, I there the 1st week. Mother keep themselves well yes and also our children a good, oh yes it is a bit of money for shopping (holding out the money). Well not you go first yes. (held out his hand).

Mom B. Red: Yes sir (while kissing his father) street carefully, da ...! Hem ... basic stupid husband, you think I really love you what! Not yes, I just love money and your house was ... ha ... ha ... ha ... (patting the money). White ... white ... white ... here you are! (hands on hips).

Garlic: Yes ... yes ... not, what is not?

Mom B. White: Where the hell you just wrote ... kaman aja? (pulling and pushing White) called tai-no call from no answer, you deaf yes ... (looking away).

Garlic: Both bu ...! (with a tone of fear).

Mom B. Red: Oh good, (with a nod-nod head) now you wash the clothes thoroughly understand? Garlic Remember, before she came to the laundry and floor must be clean! Listen ....! (ringing loud yell).
Garlic then left for the river to wash clothes, crying Garlic Say!

Garlic: O Allah, forgive my sins My stepmother, give me strength to face this ordeal. O Allah open to the door My stepmother's heart and my stepsister to get him to love me. (while crying)

Guard I: Excuse me sir, e ... see there sir, there seems to be a woman. (pointing).

Guard II: Yes sir, it seems to wash clothes again master! (with enthusiasm).

Prince: Yeah, really, but ... just who's he? Is he alone bodyguards? (in amazement and saw towards her, as she thinks) you see the guards try to get there ...! (pointing).

Guard I & II: Good lord ...! (with a nod).

Guard I: Sir, it turns out the woman alone ...!

Guard II: Women's host and it seems pretty nice people!

Prince: (With a nod-nod) Let us guard there ...! (pointing).

Guard I & II: Good lord ...!

Prince: E ... e ... lady! (with a nervous and shy). If I may know a lady who? And the lady come from? And why were alone in a very quiet river is ...?

Garlic: Excuse me ... sir ...! (while carrying a skirt and want to run away).

Prince: Do not ... do ... ladies, do not run, I mean well, I see the lady herself, so I ventured over to the lady! (with a smile).

Garlic: Garlic my name Lord, I come from across the country, e ... but I'm sorry sir, I can not linger here, I'm afraid my mother scolded the master ...!

Prince: Wait ... wait ...! wait lady ...! (yelling) Let us follow the guard's Garlic, which is home!

Then arose the Prince and his bodyguard to go 2 Garlic house, the Prince felt he was the woman who always coveted, then the Prince rushed to the house of the Garlic.

Bawang Merah's mother: My son tried to see there, who's that? (in amazement).

Red Onion: Yeah bu, it seems that coming prince. Ouch how gagahnya and Prince gangteng. (with a smile).

Bawang Merah's mother: Calm down dear, you know the arrival of the Prince's wish to find the queen. (while holding his shoulder).

Bawang Merah: Is it not? Could I not, I want to be a prince consort instead. (berloncat joy).

Prince: ... Excuse me, excuse me ...!

Bawang Merah's mother: Sir ...! (with surprise)
E ... is what it came kegubuk our host, what is going to marry the master of our children, who are beautiful and sweet lord? (while holding the chin Bawang Merah).

Prince: No ...! (aloud)
I am here just to apply for the child's mother to be a Garlic permaisuriku. (with a full smile).

Red Onion: Why prefer Prince Garlic from me, when Prince Garlic very cunning man and likes playing with man, not like me a good, obedient and loyal. (with a happy smile).
Besides Prince Garlic is not a bad person as I am beautiful, sweet, and interesting, he's a prince?

Prince: E ... yes-yes yes, you are also beautiful, sweet and attractive lady, but unfortunately my heart was captivated as the onion, I beg you please call Garlic soon ...!

Red Onion: Boo ...! Garlic, Garlic again, emangnya nobody else besides onion, Boo ... sebel ...!! (while stomping feet). White ...! White ...!!

Garlic: Yeah, ya ...!

Red Onion: Kesini have you seen the prince wanted to marry you to be his wife. (with a sarcastic look on with hatred).

Prince: Garlic, permaisuriku would you be? (gives a smile).

Garlic: (Duck with a smile and shy, then he would).

Bawang Merah's mother: Sorry sir, it means that the signature Garlic agreed to become empress host!

Prince: Come here Garlic, keistanamu you follow me you will persunting be permaisuriku! (reached over and took my leave Garlic).

Garlic: Mother ...! (over and hugged her mother).

Red Onion ...! (up to the Red Onion and hug).

Prince: Well not, I'll take to my palace Garlic and would I make permaisuriku. (be happy). Then we were off once bu, excuse me ...! (walked out of the house).

Bawang Merah's mother: Yes sir ...!

Thus arose the Prince and Garlic along with his bodyguard to get to the royal palace and Garlic dijadikanlah as consort, Prince and samapai end happily ever Garlic
"Crime can not beat the good, and humans are the most perfect creature on earth, but that perfection karna sometimes they fail at what makes them perfect".

ENDS
 

pangesti arochmah Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting